Senin, 23 Desember 2013

Penampungan TKW Digerebek, 20 Anak di Bawah Umur Ditemukan

Radar Publik Selasa, 24 Desember 2013.
BEKASI - Penampungan Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Jalan Cendana No. 14, Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi yang digerebek Mabes Polri diduga mempekerjakan anak di bawah umur rencananya akan diberangkatkan ke Malaysia, Singapura dan Hongkong.

Menurut salah satu TKW, VK, dirinya sudah dua bulan berada di penampungan dan rancananya diberangkatkan ke Malaysia sebagai pembantu rumah tangga.

"Selama disini kita diberikan pelatihan seperti cara merawat bayi dan orang jompo," kata perempuan asal NTT ini, Selasa (24/12/2013).

Diakuinya, tak jarang para staf memperlakukan para TKW secara tidak baik, seperti memberikan hukuman jika mereka beristirahat siang. "Macam-macam hukumannya kadang tidak dikasih makan juga atau suruh membersihkan ruangan," jelasnya.

Sementara dari data yang didapat dari 161 TKW yang ada di penampungan diketahui ada 20 TKW yang masih di bawah umur dan mereka rencananya akan dievakuasi ke save house Kemensos di Jakarta.

Sedangkan untuk para TKW lainnya rencananya akan di pulangkan ke daerah asalnya masing-masing dan untuk sementara diamankan di penampungan tersebut.

Hingga kini kasus trafficking ini masih ditangani pihak Mabes Polri untuk penyelidikan lebih lanjut. (Red)

Senin, 09 Desember 2013

Kasus Korupsi UIN Segera Dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor

DW.News Selasa, 10 Desember 2013.
MALANG - Kejaksaan Negeri Malang segera melimpahkan kasus dugaan korupsi lahan kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur.

Kepala Kejaksaan Negeri Malang, Munasim, mengungkapkan, berkas perkara dengan dua orang tersangka, NH dan M, ditargetkan segera selesai.

"Bulan ini akan dilimpahkan ke Pnegadilan Tipikor," katanya usai peringatan Hari Anti-Korupsi di Kantor Kejari Malang, Senin (9/12/2013).

Korps berbaju coklat ini juga sudah menentukan calon tersangka lain dari terkait kasus ini yang berasal dari UIN Maliki. Pada Januari 2014, tim penyidik akan mengeluarkan surat perintah penyidikan (sprindik) untuk pengembangan kasus ini.

Dugaan kasus korupsi yang merugikan keuangan negara sekira Rp4 miliar ini sudah ada dua tersangka. NH merupakan Sekretaris Desa Tlekung dan M perangkat desa setempat. Keduanya diduga melakukan mark up harga tanah dan menggelapkan tanah milik warga Tlekung.

Kasus ini bermula saat UIN Maliki Malang membebaskan lahan seluas lebih dari 11 hektare yang tersebar di Desa Tlekung dan Junrejo Kota Batu serta sebagian lagi masuk wilayah Dau Kabupaten Malang.

Total pembebasan lahan menelan dana sebesar Rp14 miliar dari APBN pada anggaran 2008. Hasil penyidikan Kejari Kota Malang, akibat ulah keduanya negara dirugikan sebesar Rp4 miliar.

Hingga kini, Kejaksaan sudah memeriksa 51 saksi, 46 orang di antaranya adalah para pemilik lahan sedangkan sisanya adalah pejabat kampus. Rektor UIN Maliki Malang juga sudah diperiksa sebagai saksi dalam perkara ini.(nyoto)

Kamis, 28 November 2013

Stres, Ibu Kandung Ini Nekat Bunuh Anaknya Berusia Empat Bulan

DW News, Kamis, 28 November 2013.
PASURUAN- Seorang ibu tega membunuh anak kandungnya yang masih berusia empat bulan. Dengan sebilah pisau dapur, dia menganiayan anak kelimanya hingga tewas.

Tindakan keji Siti Muslikah (38), warga Kelurahan Kersikan, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, ini dilatarbelakangi gangguan kejiwaan. Faktor ekonomi dan kelelahan mengurus anak, diduga menjadi penyebab depresi pelaku yang berprofesi sebagai guru SDN Latek.

Terbongkarnya kasus ini setelah Husein (12), anak pertamanya memergoki aksi nekad ibunya di Kamis (28/11/2013) pagi. Karena takut, Husein menghubungi ayahnya, Sunarto Azis (36), yang sedang berada di luar rumah.

Beberapa saat kemudian, Sunarto menemukan anak bungsunya sudah tergeletak di pelataran rumah dalam kondisi tidak bernyawa. Sementara di sebelah jasad bayi yang sudah ditutup perlak, ditemukan pisau berlumuran darah.

Aminah (46), ibu Siti Muslikah, sekira 2010 anaknya mengalami depresi akibat persoalan ekonomi. Selama itu pula, pelaku telah menjalani perawatan di RSJ Lawang.

Meski demikian, pelaku tetap menjalankan profesinya sebagai pengajar di SDN Latek. Saat ini tengah menempuh pendidikan S-2 di Unesa, Surabaya. "Dia sudah empat kali menjalani pengobatan di RSJ Lawang. Dia seperti tertekan persoalan ekonomi rumah tangganya," kata Aminah.

Saat ini, pelaku telah dibawa ke mapolres Pasuruan. Untuk mengetahui gejala gangguan kejiwaan yang dialami pelaku, penyidik Unit PPA Satreskrim Polres Pasuruan akan mendatangkan psikiater.

"Kami masih mendalami latar belakang pelaku membunuh anak kandungnya. Dugaan sementara, pelaku mengalami gangguan kejiwaan karena persoalan ekonomi. Ini diperkuat dengan surat keterangan dokter RSJ Lawang," kata Kasat Reskrim Polres Pasuruan, AKP Supriyono. (Red)

Rabu, 27 November 2013

Semua Dokter Pada Edan

Suara Damar Wulan, Kamis (28/11/2013)
INDONESIA - Gus Nyoto menilai Tindakan Para Dokter Di Negeri ini Memperhatinkan
Dimana tidak Dokter sebagai Perantara Penolong tingkat pertama si pasien Menderita, mala melantarkan para pasien yang banyak meregang nyawa..

Tindakan seperti itu sangat disayangkan, karena bertentangan dengan Norma-norma pancasila.
Kenapa demikian mereka itu kan digaji, sedangkan gaji mereka kan tinggi...

Sungguh gila/edan semua jika para dokter tidak punya jiwa SOSIALISASI, maka eronisnya kasian para pasien yang terlantar dan sangat membutuhkan bantuan pertolongan pertama..

Jika seperti ini maka NKRI sangat memprihatinkan dalam mengemban Payung kemakmuran demi keselamatan bersama. (Krisna)