Kamis, 28 November 2013

Stres, Ibu Kandung Ini Nekat Bunuh Anaknya Berusia Empat Bulan

DW News, Kamis, 28 November 2013.
PASURUAN- Seorang ibu tega membunuh anak kandungnya yang masih berusia empat bulan. Dengan sebilah pisau dapur, dia menganiayan anak kelimanya hingga tewas.

Tindakan keji Siti Muslikah (38), warga Kelurahan Kersikan, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, ini dilatarbelakangi gangguan kejiwaan. Faktor ekonomi dan kelelahan mengurus anak, diduga menjadi penyebab depresi pelaku yang berprofesi sebagai guru SDN Latek.

Terbongkarnya kasus ini setelah Husein (12), anak pertamanya memergoki aksi nekad ibunya di Kamis (28/11/2013) pagi. Karena takut, Husein menghubungi ayahnya, Sunarto Azis (36), yang sedang berada di luar rumah.

Beberapa saat kemudian, Sunarto menemukan anak bungsunya sudah tergeletak di pelataran rumah dalam kondisi tidak bernyawa. Sementara di sebelah jasad bayi yang sudah ditutup perlak, ditemukan pisau berlumuran darah.

Aminah (46), ibu Siti Muslikah, sekira 2010 anaknya mengalami depresi akibat persoalan ekonomi. Selama itu pula, pelaku telah menjalani perawatan di RSJ Lawang.

Meski demikian, pelaku tetap menjalankan profesinya sebagai pengajar di SDN Latek. Saat ini tengah menempuh pendidikan S-2 di Unesa, Surabaya. "Dia sudah empat kali menjalani pengobatan di RSJ Lawang. Dia seperti tertekan persoalan ekonomi rumah tangganya," kata Aminah.

Saat ini, pelaku telah dibawa ke mapolres Pasuruan. Untuk mengetahui gejala gangguan kejiwaan yang dialami pelaku, penyidik Unit PPA Satreskrim Polres Pasuruan akan mendatangkan psikiater.

"Kami masih mendalami latar belakang pelaku membunuh anak kandungnya. Dugaan sementara, pelaku mengalami gangguan kejiwaan karena persoalan ekonomi. Ini diperkuat dengan surat keterangan dokter RSJ Lawang," kata Kasat Reskrim Polres Pasuruan, AKP Supriyono. (Red)

Rabu, 27 November 2013

Semua Dokter Pada Edan

Suara Damar Wulan, Kamis (28/11/2013)
INDONESIA - Gus Nyoto menilai Tindakan Para Dokter Di Negeri ini Memperhatinkan
Dimana tidak Dokter sebagai Perantara Penolong tingkat pertama si pasien Menderita, mala melantarkan para pasien yang banyak meregang nyawa..

Tindakan seperti itu sangat disayangkan, karena bertentangan dengan Norma-norma pancasila.
Kenapa demikian mereka itu kan digaji, sedangkan gaji mereka kan tinggi...

Sungguh gila/edan semua jika para dokter tidak punya jiwa SOSIALISASI, maka eronisnya kasian para pasien yang terlantar dan sangat membutuhkan bantuan pertolongan pertama..

Jika seperti ini maka NKRI sangat memprihatinkan dalam mengemban Payung kemakmuran demi keselamatan bersama. (Krisna)